Kerkoff Peucut adalah kuburan prajurit Belanda yang tewas dalam Perang Aceh. Kompleks kuburan ini banyak tersebar di wilayah Indonesia. Salah satunya terletak di kota Banda Aceh, dan sekarang menjadi objek wisata menarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara (terutama wisatawan asal Belanda).
Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak.
Bukti sejarah ini dapat ditemukan di pekuburan Belanda Kerkhoff ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda, dan termasuk di antaranya serdadu Jawa, Batak, Ambon, Madura dan beberapa serdadu suku lainnya yang tergabung dalam Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda. yang kuburannya masih dirawat dengan baik. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut. Mereka tidak habis pikir bahwa bangsa yang dijajah mau merawat makam para penjajahnya.
Kuburan Kerkhoff Banda Aceh adalah kuburan militer Belanda yang terletak di luar negeri Balanda yang terluas di dunia. Dalam sejarah Belanda, Perang Aceh merupakan perang paling pahit yang melebihi pahitnya pengalaman mereka pada saat Perang Napoleon.
Sebaliknya tidak terhitung banyaknya rakyat Aceh yang tewas dalam mempertahankan setiap jengkal tanah airnya yang tidak diketahui dimana kuburnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak.
Bukti sejarah ini dapat ditemukan di pekuburan Belanda Kerkhoff ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda, dan termasuk di antaranya serdadu Jawa, Batak, Ambon, Madura dan beberapa serdadu suku lainnya yang tergabung dalam Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda. yang kuburannya masih dirawat dengan baik. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut. Mereka tidak habis pikir bahwa bangsa yang dijajah mau merawat makam para penjajahnya.
Kuburan Kerkhoff Banda Aceh adalah kuburan militer Belanda yang terletak di luar negeri Balanda yang terluas di dunia. Dalam sejarah Belanda, Perang Aceh merupakan perang paling pahit yang melebihi pahitnya pengalaman mereka pada saat Perang Napoleon.
Sebaliknya tidak terhitung banyaknya rakyat Aceh yang tewas dalam mempertahankan setiap jengkal tanah airnya yang tidak diketahui dimana kuburnya.
Nama-nama serdadu yang meninggal itu terukir dengan rapi pada relief
dinding gerbang. Setiap relief memuat 30 nama serdadu, daerah
pertempuran dan tahun mereka mengembuskan napas terakhir. Kejadiannya
berkisar antara tahun 1873 – 1910. Di antara nama-nama yang terpampang
rapi tersebut, ada beberapa prajurit yang berasal dari Jawa, Manado, dan
Ambon. Menurut cerita mereka dulunya tergabung dalam tentara Marsose.
Serdadu
Jawa yang berada di bawah pimpinan Belanda biasanya disertai dengan
identitas IF (inlander fuselier) di belakang namanya. Tentara Belanda
diikuti kode EF ataupun F. Art dan serdadu dari Ambon ditandai dengan
AMB dan serdadu dari Manado ditandai dengan MND.
Sedangkan,
beberapa wilayah pertempuran itu antara lain: Sigli, Moekim, Tjot
Basetoel, Lambari en Teunom, Kandang, Toeanko, Lambesoi, Koewala, Tjot
Rang – Pajaoe, Lepong Ara, Oleh Karang – Dango, Samalanga dan
sebagainya.
Tempat itu untuk mengubur jasad-jasad serdadu Belanda
yang tewas seketika pada pertempuran di Aceh maupun orang Belanda
lainnya. Bagi serdadu yang meninggal seketika di medan pertempuran akan
disertai dengan keterangan Gesneuveld. Sedangkan bagi yang meninggal
karena sakit akan disertai dengan keterangan overleden.
Sementara
itu, di bagian kiri pintu gerbang tertulis kalimat ”in memoriam Generaal
– Majoor JHR Kohler, Gesneuveld, 14 April 1873”. Kalimat tersebut
intinya mengenang Jenderal Kohler yang meninggal seketika dalam
pertempuran di Aceh pada 14 April 1873.
Menurut catatan sejarah,
pada 1873, serdadu Belanda masuk ke Aceh untuk menguasai daerah
tersebut. Namun, upaya Belanda untuk menguasai wilayah Aceh tidak dapat
segera terlaksana. Mereka mendapat perlawanan sengit dari pejuang Aceh
yang gagah berani. Bahkan, Jenderal Kohler yang memimpin penyerangan
tersebut harus kehilangan nyawanya pada tahun 1873 itu juga. Dia terkena
tembakan tepat di dahinya di depan Masjid Raya Baiturrahman pada 14
April 1873.
Akibat penjajahan yang dilakukan selama 59 tahun itu,
ribuan serdadu Belanda tewas. Serdadu yang terdiri dari orang Belanda
sendiri dan pasukan antigerilya atau Marsose yang serdadunya berasal
dari orang Jawa, Ambon dan Manado tewas di ujung senjata khas Aceh,
yaitu Rencong dan bedil. Pada mulanya, mereka yang tewas di
daerah-daerah pertempuran seperti Sigli, Samalanga, Meulaboh, Bakongan,
Idi, Paya Bakong langsung dimakamkan di derah itu pula.
Namun,
karena banyaknya graven atau kompleks kuburan yang berceceran di Aceh,
maka dilakukan upaya untuk mengumpulkan jasad para inlander tersebut
menjadi satu.
Kerkoff yang sebelumnya merupakan kawasan ilalang
dan kemudian menjadi kandang kuda disulap menjadi kompleks kuburan oleh
Belanda. Saat ini, di sana dikuburkan 2.200 serdadu Belanda dari yang
berpangkat Jenderal sampai berpangkat rendah.
Jasad-jasad tersebut
dikumpulkan dari daerah-daerah. Misalnya di dinding gapura disebutkan
serdadu Belanda yang tewas di Idi. Walaupun di dinding dicantumkan nama
serdadu Marsose yang berasal dari orang Jawa atau Ambon seperti nama
Paijo (ditambah nama-nama orang Jawa dan Ambon), namun mereka tidak
dikuburkan di Kerkoff, tetapi mereka dikuburkan di Taman Makam Pahlawan
sekitar 500 meter dari Kerkoff.
Karena mengandung nilai sejarah
yang tinggi, usaha untuk melakukan perawatan Kerkoff terus dilakukan.
Adalah Kolonel Koela Bhee dan Lamie Djeuram mantan komandan bivak di
Blang Pidie yang datang kembali ke Aceh pada Juli 1970 dan merenovasi
Kerkoff yang sudah ada sejak tahun 1880.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar